Waduh, Jadi Anak Teknik Sipil!

Saya belum pernah sekalipun menyangka bakal melanjutkan kuliah ke jurusan Teknik Sipil. Orang-orang bilang, Teknik itu keras. Anak Teknik harus kuat, gak boleh lembek. Kalau lembek, gak usah jadi anak Teknik.

Saya dulunya memiliki cita-cita yang berbeda, tapi terkadang cita-cita itu meleset jauh dari realita yang mesti kita hadapi. Dan yang bisa kita lakukan adalah ikuti jalan hidup saja. Tetap berusaha semaksimal mungkin, dan jangan putus harapan.

Langsung saja, saya akan paparkan alasan kenapa saya masuk Teknik Sipil beserta keunggulannya:
  • Di arahkan orangtua 
Saya yakin orangtua saya hanya menginginkan yang terbaik buat saya. Mereka gak mungkin menjerumuskan saya ke bidang yang gak ada masa depannya. Mereka udah ngingatin, bahwa pelajaran jurusan Teknik itu berat. Mereka gak maksa, tapi mengarahkan. Membuat saya berpikir juga tentang masa depan. Berat di awal, tapi semoga mudah di akhir.

  • Anak Teknik itu solid
Saya sudah berkali-kali mendengar cerita ini sebelumnya. Bahwa anak teknik itu kompak luar biasa. Saya itu dari kecil sudah berjiwa individualisme, dan tak mudah untuk mengubah sifat tersebut. Namun saya yakin, saya akan lebih bisa menjadi setia kawan, lebih tenggang rasa, dan sifat bermasyarakat lainnya jika saya nekat jadi anak teknik. Pada dasarnya saya juga ingin punya teman seperjuangan yang kompak dengan saya. Kemana-mana bareng, kalau dihukum ya dihukum sama-sama, saling membantu, dan lain-lain. 

  • Semua orang bilang anak Teknik itu solid.
Lah, apa bedanya dari poin diatas? Ini yang membuat saya percaya beneran bahwa ke-solid-an anak Teknik bukan cuma omong doang, tapi memang kenyataan. Kakak saya cerita, bahwa di kampusnya (PTN) teman-temannya yang anak Teknik itu memang kompak banget. Ngerjain tugas sampai larut malam sama-sama.

Kakak sepupu saya yang sudah semester akhir juga cerita hal yang sama. Dia malah mendukung banget saya masuk Teknik Sipil, biar temanku banyak. Dia juga nasehati agar saya buang jauh-jauh sikap individualisme itu, takutnya saya malah gak ada teman. 

  • Civil Day
Saya baru tahu tentang Civil Day setelah diterima jadi mahasiswa teknik Sipil di UMM. Ternyata setiap hari Selasa, semua mahasiswa sipil harus memakai seragam sipil. Jadi terlihat kompak, dan akhirnya menjadi kompak benaran.


Sumber foto: @hms_umm

  • Jargon kebanggan Teknik yang bikin serak.
Ini gak berfokus pada jurusan teknik sipil, tapi pada fakultas Teknik. Saat diajari jargon pertama kali oleh kating, saya merasa bahwa memang jadi anak Teknik itu harus kuat. Dari awal, kami dibilang "Singa Teknik", lalu jumlah kami adalah "Satu" dan Identitas kami itu "Lantang bicara, berani aksi, dan bertanggung jawab."

Sudah terasa beratnya jadi anak Teknik, eh, jargon pun tiba. Harus angkat tangan kanan sambil dikepal, lalu teriak-teriak dengan nada dan intonasi yang berat tapi kencang, "VIVA TEKNIK!"

Saya yang biasanya ngomong pelan, harus lantang bicara kayak singa. Tapi kalau dipikir-pikir seru juga. Terkadang kita itu harus melihat suatu hal dari banyak sisi. Jangan hanya dari sisi negatif nya, atau sisi positif nya aja. 

Kapan lagi sih saya bisa ngomong keras? Kapan lagi saya bisa bergaul sama anak Teknik yang mayoritasnya cowok? Kapan lagi saya sebagai cewek bisa kuat dan tahan banting? Sekarang saatnya. Kalau kita tetap lemah dan gak berusaha untuk kuat, maka tidak akan ada perubahan dalam hidup. 

  • Masa depan lebih terjamin.
Saya juga berkali-kali baca kalimat ini di internet. Katanya, karena sudah biasa hidup di lingkungan yang berat, anak Teknik itu jadi tahan banting dan gak manja. Sudah terbiasa juga menjalani hari penuh bentakan, tugas dirobek dosen dalam hitungan detik. Nah, saat turun ke dunia kerja, anak Teknik gak syok lagi jika dihadapkan dalam lingkungan yang tidak kondusif. 

Saya percaya sih, karena menjadi kuat itu butuh proses.

Teknik sipil itu sejalan dengan jurusan arsitektur. Sejalan dan saling melengkapi. Banyak perusahaan yang mencari sarjana lulusan teknik sipil, apalagi di Indonesia banyak proyek pembangunan. Maka dalam hal itu, saya optimis bakal mendapatkan secercah masa depan yang cerah. Bersakit-sakit dulu, bersenang-senang kemudian. 



Hal-hal diatas itulah yang muncul di benak saya ketika ditanya, "kenapa sih masuk teknik sipil?". Saya yakin jika saya lanjut belajar di bidang ini, saya bakal menjadi orang yang lebih berguna, buat orang lain dan juga buat diri saya sendiri. 

Sekian, 

Yasmine

Comments

Popular posts from this blog

Hal yang Membuat Saya Memilih UMM

UMM Bukan Cuma Kampus Lho

Tutorial Mendapat Teman Fangirl / Fanboy