UMM Bukan Cuma Kampus Lho

Memang dulu itu saya kira UMM cuma kampus. Jadi saya agak kaget ketika tahu ada rumah sakit UMM, toko buku UMM, penginapan UMM, bahkan tempat kulinernya juga.

Terus terang, kalau bukan karena PATI, kayaknya saya gak bakal nyempatin waktu buat berkunjung dan berfoto di depan bangunan-bangunan itu, tidak memedulikan para pejalan kaki dan satpam yang hanya bisa melihat sambil senyum-senyum. Dari ekspresi muka mereka, kayaknya mereka bilang, "Lihat tuh, maba UMM kembali nyerbu buat foto-fotoan!"

Oke, jadi langsung saja kita bahas satu-satu ya.


Pertama, Rumah Sakit UMM.

Saya pribadi jujur malas banget jika disuruh ke rumah sakit. Bukan cuma RS UMM, tapi semua rumah sakit. Kenapa? Karena sudah bukan rahasia lagi jika RS itu kebanyakan angker. Saya kan gak mau pas saya asyik foto selfie, eh ada yang nongol.

Tapi demi tugas PATI dan nilai yang melejit tinggi, saya akan berkorban.


Saat pertama kali datang kesana, saya melihat bahwa suasana rumah sakitnya bersih banget. Aspal hitam luas, tempat parkirnya banyak, ada satpam yang berjaga di depan. Bangunan rumah sakitnya juga bagus.

Setelah membaca sejarah dari RS UMM ini di internet, ternyata RS ini baru dibangun pada tahun 2009. Tapi mendapatkan izin untuk beroperasi baru akhir tahun 2012. Sehingga RS ini baru bisa diresmikan pada Agustus 2013, bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia kita tercinta.

Hal yang saya sukai dari RS ini adalah letaknya yang dekat dengan kampus III UMM. Karena saya juga ngekos di dekat sana, jadi jika sewaktu-waktu saya sakit dan butuh pengobatan, tidak susah untuk menjangkau rumah sakit ini.



Kedua, UMM Bookstore.


Senang gak kesini? Senang banget. Soalnya saya memang suka pergi ke toko buku seperti Gramedia. Jauh sebelum saya disuruh foto karena tugas PATI, saya sudah pernah berbelanja di toko buku UMM ini satu kali. Waktu itu sehabis screening dan saya butuh drawing pen.

UMM Bookstore ini cukup lengkap dengan harga yang standar buat dompet anak kos. Tempatnya cukup strategis, dekat dengan kos-kosan, sehingga dapat dijangkau dengan berjalan kaki. Drawing pen berbagai ukuran dijual disini, pena warna-warni juga ada. Penggaris pendek hingga panjang ada, penggaris persegi panjang maupun segitiga juga ada. Kertas kalkir maupun kertas HVS bisa dibeli satu pack ataupun per sepuluh lembar.

Sayangnya, di sini tidak menjual buku mengenai fakultas Teknik. Kemarin saya sempat mencari disini, biar tidak usah jauh-jauh ke toko buku Wilis yang berada di dekat UB, tapi ternyata buku Teknik sudah tidak dijual lagi disana.

Walaupun begitu, banyak dijual buku-buku tentang kesehatan, buku sastra, buku pertanian, dan jurusan lainnya.

Untuk poin tambahan, penjualnya ramah saat ditanyai. Penjualnya juga hanya mengamati dari jauh para pembeli yang ada, sehingga tidak sampai mengekori saya kemana-mana, seperti curiga saya mau nyolong. Hal ini membuat saya nyaman berbelanja dan memilih barang.



Ketiga, UMM Inn.


Letaknya bersebelahan dengan UMM Bookstore. Sebenarnya dulu saat akan mengikuti tes tertulis dan wawancara di UMM, saya sempat akan menginap disana. Hampir saja. Tetapi nasib berkata lain, kamarnya sudah penuh semua.

Jika saja waktu itu saya jadi menginap disini, saya yakin bisa memberikan review yang lebih detil, tapi apa daya? Saya juga sepertinya tidak akan menginap di sini dalam waktu dekat karena saya sudah dapat tempat kos. Jaraknya juga dekat, bisa dengan berjalan kaki.

Seperti biasa, hal pertama yang saya perhatikan dari UMM Inn adalah tempatnya yang bersih. Saya paling suka tempat yang bersih sehingga nyaman dipandang. Di depan juga ada pos satpam, dimana satpamnya hanya melihat dengan mata sayu para mahasiswa yang datang hanya untuk berfoto.

Salah satu hal yang saya suka dari UMM Inn adalah model bangunannya. Ada kesan gaya klasik, tapi tidak kuno. Di depannya juga terdapat beberapa bendera merah putih, bertepatan dengan baru dirayakannya hari ulang tahun Indonesia. Selain itu, di sisi kiri terdapat jajaran ATM sehingga dapat memudahkan tamu hotel untuk menarik uang.



Keempat, Sengkaling Kuliner.


Sengkaling kuliner atau biasa disingkat Sekul adalah sebuah tempat makan yang cukup luas. Saya baru tahu ada Sekul ketika mengambil jas almamater di UMM Dome dan mendapatkan selebaran tentang Sekul.

Letaknya di jalan raya Sengkaling, tidak begitu jauh dari kampus III. Suasananya aman tentram, dengan tempat parkir yang luas. Cocok sekali untuk ngumpul bareng keluarga, ataupun nongkrong bareng teman. Bareng mantan juga boleh, eits. Gathering atau mau reunian? Disini tempatnya.

Jadi, para pembaca sekalian, jika perut anda lapar dan ingin berwisata kuliner, jangan lupa untuk mampir kemari.



Begitulah review saya tentang keempat tempat yang menurut saya melengkapi UMM, sehingga UMM bukan hanya sekadar kampus. Silakan mengunjungi tempat tersebut, karena dijamin nyaman.

Sekian,

Yasmine.

Comments

Popular posts from this blog

Hal yang Membuat Saya Memilih UMM

Tutorial Mendapat Teman Fangirl / Fanboy