Hal yang Membuat Saya Memilih UMM

Seorang bapak-bapak pernah berkata kepada saya ketika saya terpuruk, "Anggap kampus itu seperti pisau yang sedang kita genggam, sedangkan nama kampusnya itu merk pisau."

Sudah dapat gambaran dari kiasan diatas?

"Tidak usah peduli merk pisau itu, asalkan bisa untuk memotong. Kita asah terus pisau itu agar tidak tumpul. Pisau merk bagus, tapi tidak pernah dipakai, akan tumpul. Sedangkan pisau merk biasa, tapi sering dipakai dan diasah, bakal lebih tajam nantinya."

Saya yakin pembaca sudah bisa menangkap maksud dari seorang bapak itu tanpa perlu saya jelaskan panjang lebar.


Tak terasa saya sudah menjadi mahasiswa. Sudah dapat NIM, sudah dapat jaket almamater warna merah. Saya tidak pernah menyangka bakal melanjutkan kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang. Tapi jalan hidup orang berbeda-beda dan penuh misteri, lain yang di ekspektasikan, lain realitanya.




Kini sebuah pertanyaan muncul, kenapa saya memilih UMM?


  • Terkena omongan orang-orang
Waktu itu saya yang sedang galau karena gagal SBMPTN diharuskan gerak cepat menentukan pilihan masa depan. Saya tidak mau nganggur satu tahun hanya untuk mengejar sesuatu yang mungkin tidak akan terkejar. Saat itu orangtua saya ikut galau. Mereka sibuk mencari informasi mengenai PTS yang bagus di Jawa. Dari sekian banyak teman-teman orangtua saya, kebanyakan menjawab Unmuh Malang.

Mereka bilang "Unmuh itu kampusnya besar sekali dan ada sungainya. Tempatnya dingin, jadi gak perlu pasang AC. Jangan lupa bawa jaket kesana."

Ada juga yang bilang "Unmuh Malang sekarang bagus, kalah lah swasta yang lain. Udah, Yasmine daftar kesana saja."

Benar, UMM dialiri sungai.

  • Lengkapnya informasi di Blog UMM
Jadi setelah terkena omongan teman orangtua, saya penasaran dan memutuskan untuk mencari informasi lebih lanjut di internet. Dari awal membuka blog, informasi yang saya cari terpapar jelas disana.



Dari pages yang ada disana, terdapat pilihan Penerimaan Maba, Profil kampus, Pendidikan, dan masih banyak lagi.


Informasi kepada Mahasiswa baru juga lengkap. Dari tanggal pendaftaran, tanggal tes dan wawancara, cara mendaftar, total biaya, dan lain-lain. Terdapat juga informasi tentang prodi-prodi yang ada di UMM.

Tidak jarang ada kampus lain yang juga memiliki blog resmi mereka, tetapi terkadang kurang lengkap. Jadi saya sangat mengacungkan jempol buat UMM karena mempermudah saya yang baru lulus SMA dan masih buta arah tentang perkuliahan.


  • Akreditasi A

Akreditasi institusi UMM sudah A. Guru SMA saya selalu menekankan agar mendaftar ke kampus yang akreditasinya sudah A, minimal B, karena dapat berpengaruh dalam mencari kerja kedepannya.




Keunggulan dari kampus UMM dan hal menarik lainnya:

  • Diterapkannya kemajuan teknologi di UMM
Ini keunggulan utama yang saya nilai dari UMM. Contohnya adalah dalam peminjaman buku di perpustakaan. Saat mengikuti Bimtek hari itu, saya diberi booklet dan diajari cara pinjam buku yang ternyata tinggal scan barcode di KTM dan juga barcode buku. Selama ini saya kalau pinjam buku di perpus masih manual tulis tangan dan di buku besar. 



Cara memperpanjang peminjaman buku juga bisa lewat internet. Mencari buku mana tersedia di mana juga tinggal buku ponsel. Mudah, ringkas, hemat bensin. Saya salut sama UMM.
  • Jas almamater yang diberikan ke mahasiswa baru ada bungkusnya dan sekalian hangernya. 
Kesannya lebih rapi dan niat, menghargai semua mahasiswa yang diterima di UMM. Saya sempat bertanya dengan teman saya yang sudah kuliah, apakah jasnya diberi bungkus, tetapi jawabannya tidak. Mereka hanya diberi jaket saja.


  • Biaya DPP bisa dicicil setiap ujian.

Dalam hal ini saya menilai UMM sangat pengertian memahami semua dilema yang dimiliki orangtua ketika anaknya harus kuliah. Antara mementingkan perut kenyang atau edukasi untuk masa depan.



Hal menarik dibandingkan kampus lain?

Saat saya pertama datang ke UMM untuk survei lokasi tes, saya cukup terkesima dengan suasana kampus UMM. Megah, dominan putih, dan luas sekali. Saya yakin bakal tersesat jika tidak membawa google maps. Di depan kampus III terdapat satu mesjid A.R. Fachruddin, di sebelahnya agak jauh terdapat Dome. Saya tidak menyangka bakal ada kampus yang memiliki tempat konsernya sendiri.

UMM DOME
Sumber foto: UMM

Jalanan UMM luas sekali, cukup berkelok-kelok dan naik turun, serta dapat dilalui oleh bus serta travel sebagai jalan pintas. Awalnya saya kira yang boleh masuk UMM itu hanya mahasiswa, tapi ternyata UMM multifungsi menjadi jalan pintas juga.

Saat malam tiba, saya pernah diajak teman kosan untuk jalan-jalan ke kampus. Disana saya menyadari bahwa semua gedung hidup lampu, di setiap lantai. Walau tampak seperti pemborosan, tetapi sangat bagus apalagi berlatarkan gelapnya langit malam.

Di UMM juga terdapat banyak spot yang bagus untuk dijadikan latar foto. Salah satunya helipad, dimana terdapat tulisan Universitas Muhammadiyah Malang besar sekali dan diatasnya terkibar banyak sekali bendera merah putih. Saat angin kencang dan bendera-bendera tersebut dengan semangat berkibar, megah sekali tampaknya kampus UMM ini.

Di Helipad UMM

Di depan UMM ada pos satpam. Terkadang satpam tersebut bersedia membantu para pejalan kaki yang hendak menyeberang. Saya pernah beberapa kali dibantu, dan saya sangat berterimakasih akan hal itu.

Terakhir, yang membuat saya salut adalah adanya aplikasi yang memudahkan mahasiswa maupun orangtua / wali dalam hal-hal yang berkaitan dengan kampus.



Aplikasi myUMM for Student memudahkan mahasiswa yang sedang menuntut ilmu dalam mengecek keuangan, KRS, KHS dan lain-lain. Sedangkan myUMM for Parents dapat memudahkan orangtua untuk memantau anaknya (riwayat akademis, hal yang harus dibayar, dll) dari jauh. Disini menunjukkan bahwa orangtua tidak perlu khawatir lagi soal anaknya yang merantau jauh, karena semuanya sudah tercantum di aplikasi.



Bagaimana dengan prestasi UMM?

Prestasi UMM berdasarkan yang saya baca di blog resminya, merupakan The 100 Promising University, sudah dipromosikan hingga ke luar negeri. Berdasarkan Globe Asia Magazine, merupakan PTS ranking 7 terbaik di Indonesia. Tahun lalu, UMM menerima penghargaan AKU atau Anugerah Kampus Unggul ke-10.



Begitulah hal-hal yang membuat saya membulatkan tekad untuk memilih UMM sebagai tempat saya menuntut ilmu. Bagi para pembaca yang mungkin masih bingung menentukan pilihan PTS, semoga  tulisan saya ini dapat membantu.


Sekian,

Yasmine.

Comments

  1. Wah sangat membantu sekali kakak. Aku jadi ingin melanjutkan kuliah di UMM soalnya aku tidak diterima di PTN manapun :(

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

UMM Bukan Cuma Kampus Lho

Tutorial Mendapat Teman Fangirl / Fanboy